PEKANBARU,SIDIK.CO.ID – Kabar Larshen Yunus yang dinilai kerap mengaku-ngaku diri sebagai jebolan sekolah Vokasi Mediator UGM, viral di Group WhatsApp (GWA) Harian Berantas (GHB). Bahkan dia (Larshen Yunus-red), terancam di laporkan ke Polisi.

Disebutkan, buntut dari kesesatan yang diduga diperbuat oleh LY (Larshen Yunus-red) yang selama ini kerapkali mengaku dan menyebut dirinya sebagai seorang jebolan sekolah vokasi mediator UGM Yogyakarta. Alhasil, pengakuan tersebut disinyalir berbau kesesatan.

Atas persoalan kesesatannya Larshen Yunus itu, Muhajirin dengan tegas mengatakan, akan melaporkan inisial ”LY” yang dianggap telah melakukan perbuatan yang tak berkesesuaian dengan faktanya (bohong), sehingga menimbulkan kerugian bagi diri Muhajirin.

Muhajirin, Siringo Ringo, yang merupakan salah seorang alumni Diklat Mediator Bersertifikat UGM yang benar-benar hadir di UGM Yogyakarta bertatap muka dengan profesor pengajar, mengungkapkan, ”LY” selama ini diduga hanya memanfaatkan kebesaran nama UGM demi mendapatkan ketenaran,” sebut Muhajirin.

“Saya terus terang sudah tidak tahan lagi selalu disama-samakan dengan “LY” karena kami juga berlatarbelakang sama-sama sebagai mediator jebolan UGM, hanya saja bedanya, diri saya yaitu, saya langsung terbang ke Yogyakarta dengan menghabiskan dana (uang).

“Sementara “LY” hanya mengikuti via zoom. Ntah karena dia tidak bermodal atau sekedar yang penting embel-embel kebesaran UGM. dialah yang tahu itu,” ujar Muhajirin, dengan kesal.

Dikatakan Muhajirin, “terhadap prilaku “LY” sampai saat ini dirinya sudah mulai mengumpulkan bukti-bukti ”YL” yang kerap kali mengatakan bahwa dirinya ini jebolan sekolah vokasi mediator UGM, Padahal itu yang jelas-jelas di UGM tidak ada sekolah vokasi Mediator,” papar Muhajirin.

“Selain kumpulkan bukti-bukti pernyataan bohong Larshen Yunus ini kerap mengaku sebagai jebolan sekolah vokasi mediator UGM, saya ini siapkan dokumen-dokumen yang sering digunakan ”YL” untuk melaporkan orang lain ke penegak hukum. Yang mana itu terdapat nama UGM di kop suratnya, padahal sudah jelas mediator itu sebagai pihak netral yang membantu para pihak dalam hal proses perundingan,” ujar Muhajirin.

Dalam hal ini, Muhajirin juga mengatakan, “maka guna mencari berbagai kemungkinan penyelesaian sengketa tanpa megunakan cara memutus atau memaksakan sebuah penyelesaian. Bukan seperti hal cara-cara yang sering digunakanya ”YL” Mungkin gagal paham membedakan LSM dengan Mediator. Tentu sedih melihat ada kebodohan rekan sejawat ini,” pungkasnya.

Berikut keterangan via WhatsAppnya Larshen Yunus untuk menyikapi kabar dirinya dilapor ke Polisi tersebut, (09/01);
1. Saya Bernasib Sama dengan Presiden Joko Widodo. Ijazah Kami di Kampus UGM Yogyakarta di Permasalahkan.

2. Anehnya, yang Mempermasalahkan ini Orang yang Tidak Tamat Kuliah bahkan Ijazah SMA/SMK nya Produk Paket C.Lalu, Pertanyaannya. Apa Urusan dan Legal Standing Beliau Mempermasalahkan itu??? Sementara Beliau Tidak Pihak Internal Kampus.

3. Makanya Saya Ngak Mau “Berbalas Pantun” di Pemberitaan. Muhajirin Siringo-Ringo itu Anak Ingusan. Anak Kemarin Sore. Baru Belajar Menulis. Padahal Tiap Hari Ketemu Saya. Teman Makan Teman. Kopi dan Uang Tokennya Saya yang Bayarkan. Pokoknya, Ngeri-Ngeri Sedap. Malu Saya Jadinya Bang.

4. Prinsipnya, Berita itu Jauh dari Kata Layak. Bahkan Tidak Termasuk Produk Jurnalistik, kata Larshen Yunus. ***

Sumber: Group WhatssApp Harian Berantas
Editor : Sidik

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *