Sidik. Co. Id. Pekanbaru.kamis 12 September 2024.Perbincangan mengenai bakal calon pemimpin masa depan, baik untuk posisi Gubernur maupun Bupati/Wali Kota, saat ini semakin sulit dihindari. Nama-nama calon yang telah mendaftar di Komisi Pemilihan Umum (KPU) provinsi dan kabupaten/kota mulai menjadi topik utama di berbagai ruang diskusi. Kondisi ini menunjukkan betapa besarnya perhatian masyarakat terhadap pemimpin yang akan datang. Namun, perdebatan terkait perbedaan dukungan terhadap calon pilihan sebaiknya dihindari agar suasana tetap kondusif. Yang jelas, tingginya intensitas pembicaraan ini menandakan adanya partisipasi aktif masyarakat menjelang Pilkada serentak 2024.

Beragam kegiatan sosialisasi yang digelar oleh bakal calon sudah berlangsung secara aktif, meskipun penetapan resmi calon dan nomor urut dari KPU belum ditetapkan. Tim sukses dan relawan telah mengambil langkah-langkah awal untuk memperkenalkan para bakal calon, baik secara individu maupun kelompok. Sosialisasi ini tidak hanya berlangsung di ruang publik, tetapi juga melalui kegiatan-kegiatan yang dirancang khusus oleh tim pemenangan.

Di Provinsi Riau, saat ini ada tiga pasangan bakal calon gubernur yang diusung oleh koalisi partai politik. Sementara itu, untuk pemilihan wali kota Pekanbaru, lima pasangan bakal calon siap bertarung.

Sosialisasi dari pasangan calon (paslon) kerap kali dihadiri oleh mereka yang sudah mantap mendukung, namun ada pula yang datang karena diajak oleh teman atau sahabat yang tergabung dalam tim relawan. Sosialisasi ini dilakukan secara intensif, baik untuk pemilihan gubernur maupun wali kota.

Dalam konteks membangun komunikasi yang efektif, interaksi antara paslon dan calon pemilih menjadi sangat penting. Melalui sosialisasi, para paslon memiliki kesempatan untuk memperkenalkan diri dan menyampaikan visi serta program-program yang mereka tawarkan jika kelak diberi amanah memimpin. Pemilihan lokasi sosialisasi juga tidak kalah penting, karena harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi audiens yang ingin dijangkau.

Pertemuan tatap muka dan dialog langsung masih dianggap lebih efektif dibandingkan dengan sosialisasi melalui media sosial atau media luar ruang seperti baliho dan spanduk. Namun, setiap bentuk sosialisasi tentu membutuhkan biaya yang tidak sedikit agar bisa terlaksana dengan baik.

Semakin gencar sosialisasi yang dilakukan oleh paslon, semakin besar peluang mereka untuk dikenal oleh masyarakat luas. Meskipun demikian, popularitas yang meningkat tidak selalu berbanding lurus dengan elektabilitas. Namun, paling tidak, sosialisasi yang konsisten dapat meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap paslon, yang menjadi salah satu tujuan utama dari kegiatan ini.

Dengan demikian, di tengah hiruk-pikuk persiapan Pilkada 2024, sosialisasi menjadi kunci penting dalam membangun jembatan antara calon pemimpin dan masyarakat, menuju pemilihan yang demokratis dan penuh partisipasi.

Penulis
Sofyan
Dosen Tetap STIE Mahaputra Riau dan M.Tharoq Alfitra

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *