Sidik. Co. Id. Pekanbaru.Senin 23/09/2024.Membaca janji-janji para paslon dalam pilkada serentak tahu 2024 di Riau pada saat bersosialisasi di berbagai kalangan dan kelompok di tengah-tengah masyarakat yang dibaca melalui media online yang mudah di akses pada era kemajuan tekhnologi informasi, kadang-kadang tersenyum saja membaca informasi tersebut, teringat sebait syair lagu “tinggi gunung seribu janji”.
Memang memberi janji mudah diucapkan namun kadang-kadang sulit untuk mewujudkannya alias tidak semudah membalik telapak tangan, dalam mewujudkan.janji melalui proses ,tahapan dan pembahasan untuk dapat direalisasikan nantinya.
Dalam bersosialisasi, salah satu tujuan utama dari komunikasi langsung adalah menyampaikan informasi dan pesan. Tak jarang, pesan ini disertai dengan janji kepada pihak yang hadir. Penting untuk memastikan bahwa janji yang disampaikan adalah sesuatu yang realistis dan dapat dipenuhi, karena janji terkait erat dengan kepercayaan. Di masyarakat, ada ungkapan bahwa “janji berlebihan” seringkali hanya dimaksudkan untuk memberikan keyakinan semu, padahal sulit diwujudkan. Ungkapan seperti lirik lagu “kau yang berjanji, kau yang mengingkari” mencerminkan betapa besar dampaknya ketika janji tidak ditepati—kepercayaan yang sudah diberikan pun bisa hilang.
Dalam bersosialisasi, akan lebih baik jika fokus utama adalah penyampaian informasi mengenai program atau rencana yang akan dilaksanakan, disampaikan dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami. Di sisi lain, janji yang diucapkan adalah sebuah tanggung jawab yang harus ditepati. Inilah mengapa ada nasihat, “jangan mudah berjanji jika tidak mampu menepatinya.” Janji adalah harapan yang diberikan kepada orang lain, dan tidak seharusnya hanya menjadi basa-basi untuk meyakinkan pihak lain. Oleh karena itu, penting untuk menyadari bahwa bersosialisasi memang perlu, tetapi memperhatikan dan menepati janji adalah hal yang tak kalah penting untuk menjaga kepercayaan di masa depan.
Penulis
Sofyan
Dosen Tetap STIE Mahaputra Riau
dan
M.Thoriq Alfitra