Sidik. Co. Id. Pekanbaru.Pilkada serentak tahun 2024 di Provinsi Riau menghadirkan dinamika politik yang semakin menarik, terutama dengan kehadiran sejumlah tokoh perempuan yang berani tampil sebagai calon kepala daerah. Di 12 kabupaten/kota yang mengikuti kontestasi ini, tercatat ada 10 perempuan yang maju, baik sebagai calon bupati, wakil bupati, walikota, maupun wakil walikota.
Di antara mereka, dua bupati petahana memilih kembali maju untuk periode berikutnya, yaitu Kasmarni, S.Sos., MMP, Bupati Bengkalis, serta bupati Indragiri Hulu yang juga mencalonkan diri kembali.
Di Kota Pekanbaru, persaingan pilkada semakin memanas dengan hadirnya lima pasangan bakal calon walikota. Salah satu pasangan yang mencuri perhatian adalah Dr. Hj. Intsiawati Ayus, SH, MH, seorang tokoh perempuan yang telah empat periode menjadi anggota DPD RI dari Provinsi Riau. Intsiawati Ayus berpasangan dengan Dr. Taufik Arrakhman, SH, MH, seorang politisi yang dikenal luas. Pasangan ini didukung oleh Partai Kebangkitan Bangsa dan Partai Hanura, membawa semangat baru dengan slogan “Intan Berlian” (INTsiawati Ayus dan arralhmAN BERsama kaLIAN).
Slogan “Intan Berlian” tak hanya mudah diingat, namun juga mencerminkan kemewahan dan harapan akan masa depan yang lebih cerah. Sebagaimana berlian yang berharga, pasangan ini menawarkan visi Pekanbaru yang lebih maju dan bermarwah. Bagi Intsiawati Ayus dan Taufik Arrakhman, Pekanbaru di masa depan diharapkan menjadi kota percontohan bagi kabupaten/kota lainnya di Provinsi Riau.
Dengan program prioritas yang mereka usung, yaitu mewujudkan Pekanbaru bersih, berbudaya, bersinar, cerdas, dan tertata, pasangan ini berkomitmen untuk menjadikan Pekanbaru sebagai kota idaman bagi warganya. Melalui kolaborasi dengan masyarakat dan lembaga pemberdayaan, mereka bertekad menumbuhkan rasa memiliki dan kecintaan yang lebih kuat terhadap Kota Pekanbaru.
“Intan” bertekad mewujudkan Pekanbaru yang unggul, maju, dan bermarwah, menjadi kota yang tak hanya memimpin di Provinsi Riau, tetapi juga menjadi inspirasi bagi seluruh Indonesia.
Penulis
Sofyan Dewan Pakar DPP RMB-LHMR
dan
M.Thoriq Alfìtra